Sebelum masuk terlalu jauh, perlu
diberikan beberapa rambu yang membatasi penggunaan kedua konsep agar
pembahasan tidak overlap. Pertama, baik organisasi ataupun manajemen
adalah dua konsep terpisah. Kedua, organisasi dan manajemen dapat
berpadu karena masing-masing memiliki ontologi (bidang kajian) nya
sendiri-sendiri yang saling melengkapi satu sama lain. Ketiga, sebelum
masuk ke dalam pembahasan “simbiosis-mutualis” antara konsep organisasi
dan manajemen, perlu diberikan definisi atas masing-masing konsep.
Definisi Organisasi
Edgar H. Schein mendefinisikan
organisasi sebagai “koordinasi yang bersifat rasional yang dilakukan
oleh sejumlah orang demi mencapai sejumlah tujuan yang jelas, lewat
pembagian kerja atau fungsi, dan lewat suatu hirarki otoritas dan
pertanggungjawaban.”[1] Menurut Talcott Parsons, organisasi berbeda
dengan sistem-sistem sosial lainnya karena ia memiliki sifat formal dan
berorientasi pada pencapaian suatu tujuan.[2] Dengan demikian, secara
umum kita dapat mendefinisikan organisasi sebagai suatu kolektivitas
orang yang aktivitasnya didesain secara sadar, dikoordinasi dan diatur
oleh para anggotanya dalam rangka mengejar suatu tujuan tertentu dan
menggapai tujuan bersama yang sifatnya lebih spesifik.
Richard L. Daft mendefinisikan
organisasi sebagai (1) entitas sosial yang (2) diatur oleh tujuan, (3)
didesain secara sengaja berupa sistem aktivitas yang terstruktur dan
terkoordinasi, dan (4) berhubungan dengan lingkungan eksternalnya.[3]
Bagi Daft, organisasi tidak dibangun oleh seperangkat aturan dan
prosedur, melainkan oleh orang serta hubungan antara mereka dengan orang
lainnya. Daft melanjutkan bahwa organisasi “ ... exist when people
interact with one another to perform essential functions that help
attain goals.”[4] Daft menempatkan peran manajer dalam posisi sentral
untuk menstrukturasi dan mengkoordinasi sumber daya organisasi guna
mencapai tujuan organisasi.
Stephen Robbins and Mary Mathew
mendefinisikan organisasi sebagai “entitas sosial yang dikoordinasi
secara sadar, dengan batasan-batasan yang relatif dapat dikenali, yang
berfungsi secara terus-menerus dengan dasarnya yaitu untuk mencapai
suatu tujuan bersama atau seperangkat tujuan.[5]
Menurut Robbins and Mathew, kalimat
“dikoordinasi secara sadar” merujuk pada “manajemen,” “entitas sosial”
merujuk pada unit (organisasi) yang terdiri atas orang atau kelompok
orang yang saling berinteraksi satu sama lain. Pola interaksi yang
dilakukan sejumlah orang di dalam organisasi tidak muncul begitu saja
melainkan telah disusun sedemikian rupa. Karena organisasi adalah
entitas sosial, maka pola-pola interaksi di antara para anggotanya harus
seimbang dan harmonis guna meminimalisir “keberlebihan” disamping juga
memastikan bahwa tugas-tugas tertentu dapat dirampungkan.
Masih menurut Robbins and Mathew,
organisasi punya “batas-batas yang relatif dapat dikenali.” Batasan ini
dapat berubah setiap waktu, dan ia tidak selalu jelas, tetapi batasan
yang ditentukan tetap harus ada. Batasan ini berguna untuk membedakan
antara anggota dengan nonanggota. Batasan tersebut dapat dicapai lewat
kontrak-kontrak eksplisit (tegas) ataupun implisit (terselubung) di
mana kerja dipertukarkan dengan upah. Bahkan, dalam organisasi sukarela,
kontribusi (upah) anggota diberikan dalam bentuk prestise, interaksi
sosial, atau kepuasan menolong orang lain (altruisme).
Juga, menurut Robbins and Matthew,
orang-orang di dalam organisasi punya kaitan “terus-menerus.” Misalnya,
seorang sales terlibat di dalam organisasi 8 jam sehari dan 6 hari
seminggu. Sebaliknya, anggota dalam organisasi semisal APTISI (Asosiasi
Perguruan Tinggi Swasta Indonesia) paling banter bertemu saat halal
bihalal Lebaran atau rapat 2 kali dalam 1 tahun akademik. Terakhir,
organisasi ada untuk mencapai sesuatu. Sesuatu yang dimaksud dalam
kalimat terakhir tersebut adalah “tujuan.”
Definisi organisasi lainnya diberikan
Gareth Jones and Mary Mathew, yang mendefinisikannya sebagai “alat yang
digunakan oleh orang dalam mengkoordinasikan tindakan-tindakan mereka
guna memenuhi sesuatu yang mereka harapkan atau hargai, yaitu mencapai
tujuan.[6] Untuk definisi ini, Jones dan Mathew mencontohkan, karena
orang menghargai keamanan maka mereka menciptakan organisasi-organisasi
seperti kepolisian, angkatan bersenjata, atau bank (untuk keamanan
kepemilikan). Orang yang menghargai hiburan menciptakan organisasi
seperti Walt and Disney Company, Metro Goldwyn-Meyer, atau Lions Gate.
Orang yang menghargai nilai-nilai spiritual atau pendidikan mendirikan
Walubi (Perwalian Umat Buddha Indonesia), yayasan pendidikan, atau
yayasan penyandang cacat.
Definisi Manajemen
Menurut Harold Koontz and Heinz
Weihrich, manajemen adalah “proses penyusunan dan pemeliharaan
lingkungan dalam mana individu-individu, bekerja secara bersama dalam
suatu kelompok, yang berupaya memenuhi suatu tujuan secara efisien.
Koontz and Wehrich lalu meluaskan definisi tersebut sebagai berikut:[7]
- Sebagaimana manajer, orang-orang menjalankan fungsi manajerial seperti planning, organizing, staffing, leading, and controlling.
- Manajemen diberlakukan atas setiap jenis organisasi.
- Fungsi manajerial ditimpakan pada setiap manajer pada level organisasi manapun.
- Manajemen memberi perhatian pada produktivitas.
James A.F. Stoner, R. Edward Freeman,
and Daniel R. Gilbert, JR. mendefinikan manajemen sebagai “proses
planning, organizing, leading, dan controlling kerja-kerja para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi yang tersedia untuk
mencapai tujuan organisasi yang ada.” [8] Manajemen adalah praktek yang
disadari dan terus-menerus guna membentuk organisasi. Setiap organisasi
punya orang yang bertanggung jawab guna membimbing mereka mencapai
tujuan. Orang ini disebut manajer. Sebab itu, organisasi haruslah
dimanajemen.
Menurut Andrew J. DuBrin – mirip dengan
Stoner et al di atas –manajemen adalah “proses penggunaan sumberdaya
organisasi guna mencapai tujuan organisasi melalui fungsi-fungsi
planning, organizing and staffing, leading, dan controlling.”[9]
Definisi manajemen dari DuBrin ini kiranya tidak terlampau berbeda
dengan definisi-definisi manajemen lainnya.
Manajemen, menurut definisi Robert
Kreitner, adalah suatu proses bekerja dengan dan melalui orang lain
untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dalam lingkungan yang selalu
berubah.[10] Ada 5 komponen penting dalam definisi tersebut, yaitu:[11]
- Bekerja dengan dan melalui orang lain;
- Mencapai tujuan-tujuan organisasi;
- Penyeimbangan efektifivitas dan efisiensi;
- Mencapai hasil terbaik dalam keterbatasan sumber daya; dan
- Menghadapi lingkungan yang berubah.
Bekerja dengan dan melalui orang lain.
Manajemen adalah sebuah proses sosial. Suatu tujuan kolektif mampu
membawa individu-individu yang berbeda untuk bekerja bersama-sama.
Misalnya membangun candi-candi atau masjid-masjid, merakit sepeda motor,
membangun stadion olahraga, membangun gedung sekolah, dan sejenisnya.
Dalam konteks bekerja dengan dan melalui orang lain ini peran manajer
menjadi signifikan. Manajer akan dihadapkan dengan : (1) masalah
hubungan interpersonal; (2) kegagalan memenuhi tujuan organisasi; (3)
kegagalan membangun dan memimpin tim; dan (4) ketidakmampuan untuk
berubah dan beradaptasi selama masa transisi.
Mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Tujuan adalah sasaran yang harus diperjuangkan serta diharapkan untuk
tercapai. Organisasi biasanya lebih berhasil jika kegiatannya dituntun
oleh tantangan untuk mencapai tujuan. Berbeda dengan individu,
pencapaian tujuan organisasi harus dilakukan lewat tindakan kolektif.
PT. Astra International, sebagai misal, menargetkan penjualan 550 ribu
unit roda empat pada 2012 dan mempertahankan pangsa pasar 55%. Dengan
target tersebut, manajemen perusahaan ini harus mampu memanage 151.303
pekerja-nya yang tersebar dalam 148 perusahaan cabang untuk mencapai
tujuan ini.[12]
Penyeimbangan efektifivitas dan
efisiensi. Efektivitas adalah elemen kunci dalam proses manajemen yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan organisasi. Efisiensi adalah elemen
kunci dalam proses manajemen yang menyeimbangkan jumlah sumber daya
yang digunakan dalam pencapaian tujuan. Penjelasan mengenai efektivitas
dan efisiensi dapat dilihat melalui kalimat-kalimat dalam tabel di bawah
ini :
Tabel 1Perbedaan Efektivitas dan Efisiensi
Mencapai hasil terbaik dalam
keterbatasan sumber daya. Manusia hidup di dunia yang serba terbatas.
Dalam dunia yang terbatas ini, bidang ekonomi dan manajemen memiliki
fokus yang serupa. Ekonomi bicara soal bagaimana sumber daya yang
terbatas bisa didistribusikan untuk pemakaian-pemakaian berbeda.
Manajemen bicara soal bagaimana manajer mengatur faktor-faktor produksi
yang terbatas – tenaga kerja, tanah, dan modal – agar dapat digunakan
secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi.
Menghadapi lingkungan yang berubah.
Manajer yang sukses adalah yang mampu mengantisipasi dan menyesuaikan
diri dengan perubahan lingkungan. Masalah yang berhubungan dengan
perubahan ini adalah terrorisme, globalisasi, environmentalisme, evolusi
kualitas produk, bangkitnya kesadaran identitas, dan revolusi internet
serta e-business.
Lewat paparan singkat dan sedikit
penjelasan mengenai konsep organisasi dan manajemen, maka dapat dilihat
kesalingterkaitan antara kedua konsep tersebut. Organisasi membutuhkan
manajemen guna mengatur dirinya, manajemen membutuhkan entitas
organisasi untuk mengaktualisasikan fungsi-fungsinya dan ini terjelma
dalam fungsi-fungsi manajerial dalam organisasi.
Fungsi-fungsi Manajerial dalam Organisasi
Fungsi Manajerial adalah “tugas-tugas
administratif umum yang harus dilakukan oleh organisasi secara
keseluruhan demi mencapai tujuan yang dikehendaki.” Umum diketahui bahwa
tugas-tugas kemanajerialan dalam organisasi terdiri atas 8 point,
yaitu:
- Planning. Planning (perencanaan) dirujuk selaku fungsi manajemen yang paling utama. Planning adalah “formulasi rangkaian tindakan yang harus dilakukan di masa datang.” Rencana dibuat berdasarkan tujuan. Tujuan yang pencapaiannya dituangkan ke dalam perencanaan memberi arah dan sasaran kerja bagi organisasi, sub-sub unitnya, serta kontribusi yang dilakukan para anggota organisasi.
- Decision Making. Decision making (pembuatan keputusan). Manajer melakukan pemilihan atas sejumlah alternatif tindakan. Pengambilan keputusan yang cerdas dan etis saat ini telah menjadi kebutuhan sekaligus tantangan besar bagi para manajer.
- Organizing. Organizing (pengorganisasian) adalah pertimbangan struktural yang terdiri atas penciptaan rantai komando organisasi, pembagian kerja, dan penentuan kewenangan. Pengorganisasian yang teliti akan memastikan penggunaan sumber daya manusia dilakukan secara efisien.
- Staffing. Keunggulan suatu organisasi bergantung pada orang-orang yang menjadi anggotanya. Staffing terdiri atas proses seperti rekrutmen, training, dan pengembangan sumber daya manusia dimana mereka ini yang akan memberi kontribusi pada setiap kegiatan organisasi.
- Communicating. Manajer masa kini bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan pengetahuan teknis kerja, instruksi, peraturan, dan informasi yang dibutuhkan agar pekerjaan dapat selesai kepada para pekerjanya. Manajer juga harus sigap menjamin komunikasi 2 arah serta responsif atas umpan balik, baik saat berkomunikasi dengan atasan maupun bawahan.
- Motivating. Aspek penting manajemen adalah memotivasi individu agar mau bekerja untuk mengejar tujuan bersama. Pemotivasian ini dilakukan dengan cara memuaskan kebutuhan serta memenuhi harapan pekerja melalui pemberian pekerjaan yang bermakna serta reward. Jadual kerja yang fleksibel akan sangat memotivasi pekerja di era saat ini.
- Leading. Manajer harus mampu menjadi pemimpin yang inspiratif dengan menjalankan peran-peran, baik menjadi model pekerja ideal yang harus dicontoh ataupun mampu mengadaptasi secara fleksibel gaya manajemen yang ia kembangkan sesuai tuntutan situasi. Gagasan mengenai pemimpin yang visioner kini semakin populer.
- Controlling. Pengendalian dilakukan manajer tatkala ia membandingkan antara hasil yang diharapkan dengan apa yang terjadi, untuk kemudian mengambil tindakan korektif atas ketidaksesuaian.
----------------------------------
[1] Edgar H. Schein seperti dikutip
dalam John McAuley, Joanne Duberley, and Phil Johnson, Organization
Theory: Challenges and Perspectives (Essex Pearson Education Limited,
2007) p.12.
[2] Ibid. p.12.
[3] Richard L. Daft, Organization Theory and Design, 10th Edition (Mason, Ohio: Cengage Learning, 2010) p.11.
[4] Ibid.
[5] Stephen P. Robbins and Mary Mathew,
Organization Theory: Structure, Design, and Applications, Third Revised
Edition (Uttar Pradesh : Dorling Kindersley, 2009) p.5.
[6] Gareth R. Jones and Mary Mathew,
Organizational Theory, Design and Change, 5th Edition (Delhi : Dorling
Kindersley, 2009) p.1
[7] Harold Koontz and Heinz Weihrich,
Essentials of Management: An International Perspectives, 7th Edition
(New Delhi: Tata McGraw-Hill, 2007) p.5.
[8] James A. F. Stoner, R. Edward
Freeman and Daniel Gilbert, JR., Management, 6th Edition (Delhi: Dorling
Kindersley, 2009) p.33.
[9] Andrew J. DuBrin, Essential of Management, 8th Edition (Mason, Ohio: South-Western Cengage Learning, 2009) p.2.
[10] Robert Kreitner, Management (Boston: Houghton Mifflin Company, 2007) p.5.
[11] Ibid.
[12] http://www.astra.co.id
Play Casino Slots for Real Money at JT-Mobile USA
BalasHapusBest online 이천 출장샵 casino to play Real Money Slots for Money in 시흥 출장샵 the USA ⭐ Enjoy top games like Blackjack, Roulette, Video Poker and 고양 출장샵 more 고양 출장샵 ⭐ Earn 대전광역 출장안마 Real Money!